Ada banyak peninggalan Kerajaan Majapahit yang masih berdiri kokoh. Kunjungi semua, dari candi sampai makam, dan nikmati perjalanan ke masa lalu!
Teman BuLiBi tentu mengetahui bahwa dahulunya, tanah Nusantara terdiri dari berbagai kerajaan yang berkuasa pada wilayah dan periode waktu yang berbeda. Kerajaan Hindu, Budha dan Islam memberikan pengaruh yang besar bagi masyarakat dan kehidupan pada masanya. Sisa-sisa kejayaan di masa lalu itupun tentunya masih bisa kita rasakan sampai sekarang. Kali ini, kita akan fokus pada peninggalan Kerajaan Majapahit.
Tentunya Teman BuLiBi pernah dengar soal Kerajaan Majapahit kan? Terlepas dari kontroversi yang ada di kalangan peneliti dan sejarawan, kerajaan ini dapat dikatakan sebagai kerajaan Hindu-Budha terakhir dan terbesar dalam sejarah Indonesia. Kerajaan Majapahit diperkirakan berkuasa di Indonesia pada tahun 1293 hingga 1500an Masehi. Menurut Kakawin (Catatan) Negarakertagama, wilayah tatanan Kerajaan Majapahit meliputi Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaka, Kalimantan hingga Indonesia Timur, dengan pusatnya berada di Jawa Timur.
Berbagai peninggalan Kerajaan Majapahit bisa kamu temukan di berbagai wilayah. Beberapa di antaranya berupa candi dan prasasti. Apa saja peninggalannya yang bisa kamu kunjungi? Yuk simak ulasan di bawah ini!
Peninggalan Kerajaan Majapahit mulai dari Candi sampai Makam
Faktanya ada banyak lokasi bangunan bersejarah peninggalan Kerajaan Majapahit yang dapat dikunjungi. Namun, kami akan mengupas 4 tempat paling hits dan terkenal yang bisa Teman BuLiBi kunjungi untuk rencana wisata dan liburan.
1. Situs Trowulan di Mojokerto
Situs Trowulan ini adalah situs Kerajaan Majapahit yang dipenuhi oleh peninggalan berupa candi, gapura dan catatan–catatan sejarah. Kawasan seluas 25km persegi ini juga telah didaftarkan menjadi situs warisan dunia UNESCO pada tahun 2009.
Di situs ini, kebanyakan bangunannya terbuat dari bata merah dan kondisinya ada yang rusak, tapi cukup banyak yang telah dipugar. Ada beberapa peninggalan yang dapat Teman BuLiBi temukan di sini, antara lain:
Candi Tikus
Merupakan kolam pemandian ritual yang mana pada tahun 1914 ditemukan, situs ini telah menjadi sarang tikus, sehingga dinamakan Candi Tikus.
Candi Brahu
Candi Brahu digunakan sebagai tempat kremasi 4 raja pertama Majapahit. Lokasinya terletak di desa Bejijong dan tergolong masih utuh dibanding dengan bangunan candi yang berada di sekitarnya.
Candi Menak Jingga
Saat ini kondisi Candi Menak Jingga sedang dipugar, karena bangunan yang tersisa hanya berupa reruntuhan saja. Pada bagian atap Candi Menak Jingga terdapat sebuah ukiran yang diidentifikasi sebagai Qilin yang dalam mitologi Tiongkok ini berupa makhluk ajaib. Temuan ini menjadi petunjuk mengenai hubungan kuat antara Kerajaan Majapahit dengan Dinasti Ming dari Tiongkok.
Candi Sentono Rejo
Candi ini sudah berbentuk reruntuhan. Peninggalan yang satu ini tersisa berupa hamparan lantai ubin dan sisa dinding bangunan.
Candi Gentong
Candi Gentong adalah satu candi yang tersisa dari 3 candi berderet hasil penelitian Maclaine Port. Ketiga candi yang berderet dari barat ke timur itu antara lain Candi Gedong, Candi Tengah dan Candi Gentong.
Gapura Bajang Batu
Gapura ini menjulang setinggi 16,5 meter dan memiliki ornamen yang rumit di bagian atasnya. Lokasinya tidak jauh dari Candi Tikus.
Gapura Wringin Lawang
Wringin Lawang mempunyai arti Pintu Beringin. Mayoritas sejarawan menyepakati bahwa gapura ini adalah pintu masuk menuju komplek bangunan penting di Ibukota Majapahit. Gaya ornamen dari gapura ini muncul di era Majapahit dan kini banyak ditemukan dalam arsitektur bangunan Bali.
Makam Puri Cempa
Walau Kerajaan Majapahit identik dengan Hindu-Budha, hal yang berbeda tampak pada peninggalan yang satu ini. Makam ini bercorak Islam dan dipercaya oleh masyarakat sebagai makam salah satu istri/selir raja Majapahit yang berasal dari Champa dan beragama Islam.
Makam Troloyo
Di komplek pekuburan ini ditemukan beberapa batu nisan bercorak Islam bertulisan tahun 1350 – 1478 Masehi. Ini membuktikan bahwa komunitas Islam sudah ada dan diakui oleh penduduk ibukota Majapahit.
Kolam Segaran
Kolam ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 800x500 meter persegi. Masyarakat setempat mengibaratkan kolam ini sebagai “segaran” yang berarti laut.
2. Candi Cetho di Karanganyar
Candi Cetho berada di lereng Gunung Lawu dan dijadikan sebagai salah satu jalur pendakian. Berada di ketinggian 1496 mdpl, membuat Candi Cetho memiliki pemandangan yang indah dan lokasi pembangunannya masuk kategori tertinggi di Indonesia. Kawasan Candi Cetho berupa pelataran berundak yang memperlihatkan pemandangan menakjubkan. Selain itu juga terdapat beberapa pondok dan situs lingga yoni seperti yang ada di Candi Sukuh.
Bagi pengunjung yang beragama Hindu bisa berdoa di tempat ini dan akan dipandu oleh guide setempat, jadi jangan kaget apabila ada bau dupa di sana, karena memang sudah sewajarnya ada dupa di tempat peribadatan. Harga tiket masuk ke kawasan candi ini cukup terjangkau hanya Rp7.000 untuk wisatawan lokal dan Rp25.000 untuk wisatawan mancanegara. Beberapa objek lain yang ada di sini diantaranya: Candi Kethek dan patung Sarasvati yang merupakan pemberian dari Pemerintah Gianyar.
3. Candi Jabung di Probolinggo
Di Probolinggo juga terdapat sebuah candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang diberi nama Candi Jabung. Candi ini dibangun pada tahun 1354 M dengan bata merah yang ketahanannya telah teruji selama ratusan tahun hingga saat ini. Pada bata merah tersebutlah diukir relief Kerajaan Majapahit. Di sekitar candi banyak dijumpai Pohon Maja yang buahnya berwarna hijau. Buah Maja yang rasanya pahit inilah yang menurut kepercayaan masyarakat menjadi asal usul dari nama Kerajaan Majapahit.
Untuk masuk ke situs ini tidak ada tarif resmi atau tiket masuk. Pengunjung cukup melapor kepada petugas dan mengisi buku tamu.
4. Candi Pari di Sidoarjo
Candi Pari terletak di Kecamatan Porong, Sidoarjo. Lokasinya hanya 2km dari pusat semburan Lumpur Lapindo. Menurut catatan yang terukir pada batu di atas gerbang, candi ini dibangun pada tahun 1371 M. Candi Pari memiliki bentuk segi empat dan atapnya menyerupai atap-atap candi di kerajaan Khmer (Kamboja) dan kerajaan Champa (Vietnam).
Candi Pari (dan Candi Sumur) dibangun untuk mengenang tempat hilangnya seorang adik angkat dari salah seorang putra Prabu Brawijaya dan istrinya menolak untuk tinggal di keraton pada saat itu.
Dari sekian banyak candi dan peninggalan Kerajaan Majapahit yang ada hingga saat ini membuktikan negara kita memiliki kekayaan sejarah yang tak ternilai harganya. Ini baru Kerajaan Majapahit, belum lagi ada puluhan kerjaan lainnya yang tersebar seantero Nusantara. Sudah menjadi tugas kita sebagai warga Indonesia untuk menjaga dan merawat peninggalan bersejarah negeri kita agar tetap abadi dan dikenang selamanya.
Jadi, Teman BuLiBi punya banyak pilihan untuk berwisata sejarah di Indonesia. Sudah menentukan pilihan mau liburan kemana? Liburan di Indonesia aja dulu.
(c) BuLiBi - [Kontributor: Alif Rahmadanil]
Suka dengan artikel ini? Silakan share ke sosial mediamu!
Baca juga:
Comments