top of page

Jalan-Jalan ke Jogja, Jangan Lupa Cobain 5 Kuliner Jogja Legendaris Ini!

Liburan ke Jogja rasanya kurang lengkap kalau tidak menjajal kulinernya. Terutama, kuliner Jogja legendaris yang sudah bertahun-tahun masih berdiri dengan tegak dengan rasa yang sama!

Kuliner Jogja (c) Arakita Rimbayana BuLiBi Bukan Liburan Biasa
Kuliner Jogja (c) Arakita Rimbayana

Menjadi salah satu kota yang ramah wisatawan, Jogja selalu menawarkan inovasi agar selalu menjadi kota yang nyaman dikunjungi. Hal ini membuat pengunjung tak pernah habis ide apabila berbicara seputar tempat wisata di Jogja. Tak hanya tempat wisata, Jogja juga terkenal dengan kelengkapannya di bidang kuliner. Berbagai tempat kuliner Jogja dapat dengan mudahnya ditemukan, baik itu kuliner lokal maupun luar negeri.


Meskipun persaingan di bidang kuliner semakin ketat, terdapat beberapa kedai, restoran, bahkan kuliner kaki lima yang masih bertahan hingga saat ini. Beberapa bahkan sudah berumur lebih dari setengah abad! Hal ini menjadikan kuliner tersebut kerap disebut sebagai kuliner legendaris. Tertarik untuk menjelajah kuliner Jogja, khususnya kuliner legendarisnya? Yuk, simak 5 kuliner Jogja legendaris berikut ini!

Sarapan Kuliner Jogja di Lupis Mbah Satinem yang Tak Pernah Sepi Pembeli!

Lupis Mbah Satinem adalah salah satu kuliner Jogja legendaris yang masih berdiri hingga saat ini. Mbah Satinem sendiri sudah mulai berjualan jajanan pasar sejak 1963. Hingga saat ini, Teman BuLiBi masih dapat melihat langsung sosok Mbah Satinem yang berjualan lupis dengan senyumnya yang ramah. Mbah Satinem sendiri berjualan aneka ragam jajanan pasar, mulai dari lupis, gatot, tiwul, dan cenil. Harga untuk seporsi kuliner Jogja ini hanya dibanderol sebesar Rp5.000 saja. Jajanan pasar ini tergolong makanan manis karena dilengkapi dengan saus gula merah dan parutan kelapa. Lupis Mbah Satinem bahkan sudah pernah masuk salah satu film dokumenter Netflix yaitu Street Food: Asia, loh!


Untuk Teman BuLiBi yang ingin mencoba hidangan Lupis Mbah Satinem, jangan lupa untuk datang lebih pagi, ya. Mbah Satinem sendiri biasa mulai berjualan setelah shalat subuh selesai. Jadi, kurang lebih pukul lima pagi, Mbah Satinem sudah mulai berjualan. Belum lagi ramainya antrean terkadang membuat kita kehabisan beberapa menu apabila datang terlalu siang. Menuju pukul setengah tujuh pagi, biasanya dagangan sudah hampir habis. Meskipun ramai, kamu tak perlu khawatir karena setiap pengunjung diberikan nomor antrian sehingga tidak akan tersalip. Mbah Satinem sendiri biasa berjualan di sekitar Jalan Bumijo, persisnya di depan Optik Yogya dan dekat Hotel Pesona Tugu.

Ke Jogja Belum Lengkap Kalau Belum ke Gudeg Mbah Lindu, Gudeg Tertua di Jogja!

Selain Lupis Mbah Satinem, Gudeg Mbah Lindu juga merupakan salah satu kuliner Jogja yang pernah masuk di serial dokumenter Netflix yaitu Street Food: Asia. Mbah Lindu dapat dikatakan sebagai penjual gudeg tertua di Yogyakarta. Mbah Lindu sendiri sudah berjualan gudeg sejak jaman kolonial Belanda, yaitu tahun 1930-an. Hal yang unik dari kuliner Jogja yang legendaris ini adalah teknik memasaknya. Hingga saat ini, Gudeg Mbah Lindu masih konsisten dengan teknik memasak tradisional. Misalnya, tungku yang digunakan untuk memasak masih terbuat dari tanah liat dan penggunaan kayu bakar sebagai kompor.


Tak sulit untuk menemukan lokasi Gudeg Mbah Lindu. Gudeg ini dapat ditemukan di Jalan Sosrowijayan, di depan Hotel Grage Ramayana. Lokasi ini tidak jauh dari Malioboro, kurang lebih hanya sejauh 100 meter. Sama seperti Lupis Mbah Satinem, Teman BuLiBi perlu bangun lebih pagi untuk dapat menyantap kuliner Jogja yang satu ini. Gudeg Mbah Lindu sendiri dapat disantap dengan harga mulai dari Rp15.000 hingga Rp50.000-an, tergantung lauk apa yang dipilih. Sayangnya, Mbah Lindu sendiri sudah berpulang pada Juli 2020 dalam usia 100 tahun. Bisnis gudeg ini kini dilanjutkan oleh generasi berikutnya.

Mangut Lele Mbah Marto, Mangut Lele Legend di Jogja!

Kuliner Jogja kali ini berlokasi lumayan jauh dari pusat kota. Namun, apabila berbicara soal rasa, hidangan ini tak kalah legendaris dari kuliner Jogja lainnya! Mangut lele merupakan salah satu hidangan favorit di Wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Mangut lele sendiri merupakan hidangan ikan lele dengan kuah santan berbumbu pedas. Biasanya, lele dimasak dengan asap. Namun, tak jarang pula, lele disajikan dengan digoreng. Berbicara seputar mangut lele, Mangut Lele Mbah Marto merupakan salah satu kedai penyaji mangut lele yang paling legendaris. Warungnya sendiri bahkan sudah berdiri sejak 1960-an.


Mangut Lele Mbah Marto sendiri berlokasi di Jalan Sewon Indah, Kecamatan Sewon, Bantul. Lokasinya kurang lebih 10 kilometer dari Monumen Tugu Jogja. Bangunan Warung Mbah Marto memiliki cat berwarna hijau. Uniknya, Mbah Marto membiarkan proses masak dilihat oleh pengunjung. Sistem ini juga lebih modern kita kenal dengan istilah open kitchen. Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam, dengan Rp25.000 saja, pengunjung sudah dapat menikmati seporsi mangut lele, lengkap dengan nasi, gudeg, telur gudeg, tahu opor, dan juga es teh. Cukup affordable mengingat warung ini sudah berdiri sejak lama.

Cobain Es Buah PK, Kuliner Jogja yang Segar dan Sudah ada Sejak 1973!

Beberapa kuliner Jogja yang telah dibahas sebelumnya merupakan makanan utama ataupun. Kali ini, Teman BuLiBi juga perlu mencoba salah satu kuliner Jogja legendaris yaitu Es Buah PK! Es buah legendaris ini telah berdiri sejak 47 tahun yang lalu. Nama PK sendiri diambil dari Pakuningratan, lokasi cabang pusat kuliner Jogja ini berada. Es Buah PK sendiri hanya berkonsep pada jajanan kaki lima, namun tak pernah sepi pengunjung terutama saat siang hari.


Campuran nangka, kelapa muda, cincau, blewah, sawo, dan alpukat dengan es dan susu kental manis coklat memang cocok untuk disantap di siang hari. Selain es buah, kamu juga bisa menikmati es serut yang tidak kalah menyegarkan. Es Buah PK menggunakan sirup buatan sendiri yang dapat ditemukan di setiap hidangan es buah ataupun es serutnya. Selain berjualan es buah, kedai ini juga menjual bakso yang dinamakan Bakso PK. Kedua hidangan pun disajikan dengan harga yang tidak membuat kantong kering. Seporsi es buah hanya dibanderol mulai dari Rp8.000 saja dan untuk bakso sebesar Rp12.000 seporsi. Es Buah PK pusat berlokasi di Jalan Pakuningratan No. 76A, Jetis, Jogja. Kedai ini juga memiliki cabang di Jalan Kyai Mojo, Tegalrejo dan Jalan Godean KM 9, Yogyakarta.

Ke Jogja, Jangan Lupa Mampir ke Angkringan Kopi Joss Lik Man!

Ada yang kurang jika berkunjung ke Jogja namun tidak mampir ke angkringan. Angkringan Kopi Jos Lik Man berada tidak jauh dari Stasiun Tugu Yogyakarta, persisnya terdapat di Jalan Wongsodirjan. Angkringan ini dapat dikatakan sebagai salah satu kuliner Jogja yang legendaris karena sudah berdiri sejak 1960-an. Salah satu minuman di angkringan ini yang paling terkenal adalah Kopi Jos. Kopi ini sendiri merupakan kopi hitam yang diberikan bara api saat penyajiannya.


Selain kopi jos, kuliner Jogja ini juga menyediakan beberapa hidangan lain seperti nasi kucing dan berbagai aneka sate. Kopi Joss sendiri hanya dipatok dengan harga Rp5.000 dan Rp6.000 jika ditambah susu. Nasi kucing dijual dengan harga Rp2.000, sedangkan berbagai jenis sate dijual satuan dengan harga Rp3.000 per tusuknya. Angkringan Jos Lik Man biasanya baru ramai didatangi pengunjung pada malam hari. Angkringan Jos Lik Man memiliki banyak pelanggan setia sampai memiliki sebuah komunitas, loh! Komunitas itu sendiri bernama Kalem.

Itu dia lima kuliner Jogja yang legendaris dan patut untuk dicoba! Sebagai kota yang telah berdiri lama, Jogja pastinya memiliki beberapa kuliner legendaris yang tak lekang oleh waktu. Meskipun teknologi semakin berkembang, masih ditemukan beberapa kuliner Jogja yang menggunakan teknik tradisional untuk membuat hidangannya. Hal ini yang membuat mengapa hidangan yang disajikan masih memiliki citarasa yang sama dari generasi ke generasi. Dari lima kuliner Jogja legendaris yang telah dijabarkan tersebut, manakah yang paling membuat Teman BuLiBi penasaran untuk mencoba? Pastikan untuk memperhatikan jam operasional setiap restoran atau kedai, terutama untuk kuliner kaki lima. Hal ini dikarenakan beberapa tempat kuliner hanya beroperasi pada waktu tertentu dan sangat singkat!

 

© BuLiBi – [Kontributor: Amanda Trinita | Editor: Karina Ovelia]


Terima kasih telah mampir dan membaca! Jangan lupa untuk share di media sosialmu, ya!


Baca juga:


8 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page