top of page

Info Seputar Bunker Kaliadem yang Harus Kamu Tahu

Sebagian tempat wisata tak hanya sekadar tempat untuk rekreasi atau edukasi. Beberapa dibiarkan apa adanya, seolah berperan sebagai saksi bisu sebuah kejadian, baik menyenangkan ataupun menyedihkan. Bunker Kaliadem, misalnya, adalah tempat wisata yang juga merupakan bukti keganasan Gunung Merapi.

Bunker Kaliadem (c) Arakita Rimbayana BuLiBi Bukan Liburan Biasa
Bunker Kaliadem (c) Arakita Rimbayana

Tak ada penduduk Indonesia yang tidak mengetahui ganasnya Gunung Merapi. Sejak dulu, Gunung Merapi dapat dikatakan sebagai salah satu gunung berapi yang cukup sering “beraktivitas”. Hal ini kemudian membuat Bunker Kaliadem dibangun guna menyelamatkan diri dari erupsi Gunung Merapi.


Pasca Erupsi 2010 silam, penduduk sekitar Gunung Merapi memanfaatkan Bunker Kaliadem sebagai tempat wisata. Para wisatawan pun tertarik untuk menyaksikan langsung jejak kisah di Bunker Kaliadem. Hal ini membuat Bunker Kaliadem tetap ramai pengunjung meskipun menyimpan cerita pilu dan kelam. Teman BuLiBi terpikir untuk berwisata ke Bunker Kaliadem? Sebelum berkunjung, yuk, kenali Bunker Kaliadem lebih dalam lewat lima informasi berikut ini!

Bunker Kaliadem Sekarang Berfungsi Sebagai Tempat Wisata

Tak lama setelah ditemukan pada tahun 2013, Bunker Kaliadem akhirnya dimanfaatkan sebagai tempat wisata. Pengunjung bahkan diperbolehkan masuk ke dalam Bunker Kaliadem. Ruangan di dalam Bunker Kaliadem sendiri dibiarkan apa adanya. Bagian dalam Bunker Kaliadem terlihat gelap dan lembab. Lahar dan berbagai material gunung lain yang membeku, tertumpuk di tengah ruangan. Hal ini bertujuan agar tempat ini dapat menjadi saksi bagaimana ganasnya erupsi Gunung Merapi. Terutama erupsi Merapi tahun 2006.


Meskipun menyimpan kenangan kelam, Bunker Kaliadem juga memiliki sisi yang indah. Pengunjung dapat merasakan suasana sejuk di sekitar Bunker Kaliadem. Pengunjung juga dapat melihat Gunung Merapi dari jarak yang lebih dekat apabila tidak tertutup awan. Bunker Kaliadem sendiri hanya berjarak kurang lebih 5 kilometer dari Gunung Merapi. Biasanya, beberapa pengunjung datang lebih pagi agar dapat menyaksikan langsung Gunung Merapi.


Bangunan Bunker Kaliadem Tidak Berfungsi Secara Maksimal

Penduduk sekitar yang sekiranya tidak dapat turun ketika terjadi erupsi Gunung Merapi, dapat berlindung di Bunker Kaliadem. Itulah sebenarnya tujuan Bunker Kaliadem dibangun: untuk alasan keselamatan dan sebagai tempat berlindung. Namun, tempat tersebut sayangnya tidak berfungsi secara maksimal. Hal ini dibuktikan dengan peristiwa erupsi Gunung Merapi pada tahun 2006 silam. Kejadian tersebut memakan dua orang korban yang berlindung di dalam Bunker Kaliadem. Dua orang korban adalah relawan bernama Warjono dan Sudarwanto. Mereka memilih untuk berlindung di Bunker Kaliadem dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk turun.


Sayangnya, Bunker Kaliadem yang sudah dibangun sedemikian rupa tidak dapat menyelamatkan nyawa keduanya. Kedua korban dinyatakan meninggal karena suhu yang sangat tinggi. Suhu diperkirakan lebih dari 200 derajat Celcius ketika kejadian berlangsung. Suhu panas tersebut juga bertahan selama berhari-hari sehingga sempat menyulitkan Tim SAR untuk melakukan evakuasi. Hal ini ditambah dengan pintu masuk kedua yang suhunya mencapai 500 derajat Celcius saat ditemukan. Selain itu, bagian tengah atap Bunker Kaliadem bocor sehingga berbagai material panas menerobos masuk ruangan. Sejak kejadian tahun 2006 tersebut, Bunker Kaliadem tidak lagi beroperasi.


Bunker Kaliadem Sempat Tertimbun Material Gunung Merapi Selama Bertahun-Tahun

Tiga tahun setelah erupsi Merapi pada tahun 2010, Bunker Kaliadem baru ditemukan keberadaannya. Badan Bunker Kaliadem sendiri tertimbun berbagai material Gunung Merapi dan timbunannya mencapai 4 meter. Sedangkan, jalan menuju Bunker Kaliadem tertutup material Gunung Merapi setebal 1.5 meter. Hal ini membuat para petugas sempat kesulitan untuk mencari tempat yang berlokasi di Kepuharjo tersebut.


Dibutuhkan waktu selama dua hari untuk merekonstruksi jalan menuju Bunker Kaliadem. Tak hanya itu, dibutuhkan waktu selama 54 jam pengerukan menggunakan alat berat. Beberapa bagian Bunker Kaliadem pun akhirnya rusak akibat alat yang digunakan untuk mengeruk tanah. Namun, hal tersebut tak menghilangkan tanda bahwa bangunan tersebut adalah Bunker Kaliadem. Selain itu, kepala desa setempat juga mengaku, keinginan untuk mencari Bunker Kaliadem yang tertimbun adalah keinginan warga setempat. Hal ini membuat pemerintah dan warga setempat setuju untuk mengelola Bunker Kaliadem sebagai tempat wisata.


Bunker Kaliadem Sudah Berdiri Sejak Lama

Bunker Kaliadem sudah dibangun sejak jaman kolonial Belanda. Hal ini dapat terlihat dari bentuk bangunan yang bernuansa Eropa tempo dulu. Sebelum tragedi erupsi Merapi tahun 2006, Bunker Kaliadem memiliki eksterior yang indah. Pada bagian luar lokasi, bangunan tersebut memiliki campuran warna hitam putih untuk bagian dinding. Tumbuhan di sekitar bangunan juga tumbuh dengan asri. Bunker Kaliadem memiliki pintu yang dibuat dari baja setebal 15 cm. Terdapat penanda ruangan dengan tulisan “Ruang Lindung Darurat Kaliadem” pada bagian pintu.


Terdapat ruangan seluas kurang lebih 12 x 8 meter persegi pada bagian dalam Bunker Kaliadem. Ruangan ini dapat menampung kurang lebih 100 orang. Atap Bunker Kaliadem sendiri berbentuk setengah lingkaran. Hingga saat ini, terdapat tumpukan lahar yang membeku di bagian tengah dan dibiarkan apa adanya. Terdapat dua ruangan kecil selain ruangan utama di bagian dalam. Salah satu ruangan merupakan kamar mandi. Sedangkan, ruangan yang lain merupakan ruang penyimpanan (storage room). Ruangan ini berisi beberapa peralatan yang sekiranya diperlukan dalam keadaan darurat.


Transportasi Menuju Bunker Kaliadem

Setelah mendengar beberapa cerita sebelumnya, apakah Teman BuLiBi jadi tertarik untuk berkunjung ke Bunker Kaliadem? Sayangnya, pengunjung tidak disarankan untuk menggunakan kendaraan roda empat pribadi ketika hendak mendatangi lokasi. Hal ini dikarenakan alasan keamanan. Dari Kinahrejo ke bunker masih terdapat jalan bebatuan dan akan riskan apabila menggunakan mobil pribadi. Namun, tak usah khawatir, Teman BuLiBi! Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan untuk mencapai Bunker Kaliadem.


Biasanya, pengunjung menggunakan jasa travel tertentu untuk berkunjung ke Bunker Kaliadem. Terdapat paket perjalanan dengan tempat wisata lain yang juga merupakan saksi bisu keganasan Gunung Merapi. Untuk menggunakan jasa tersebut, kami sarankan Teman BuLiBi untuk reservasi terlebih dahulu meskipun memungkinkan untuk langsung memesan on the spot. Pengunjung yang tidak terikat dengan jasa travel biasanya hanya menyewa mobil Jeep dan motor trail. Kapasitas satu jeep biasanya cukup untuk menampung tiga sampai enam orang. Kamu juga dapat bepergian menggunakan motor pribadi, loh. Pastikan motor berada dalam kondisi yang mumpuni untuk berada di jalan yang terjal dan menanjak.


Di balik tempatnya yang sederhana dan dibiarkan apa adanya, ternyata Bunker Kaliadem menyimpan banyak cerita. Bangunan dibentuk sedemikian rupa agar siapapun dapat melindungi diri dari erupsi yang bisa datang kapan saja. Namun, sayangnya takdir berkata lain dan tidak dapat kita hindari. Masa lalu Bunker Kaliadem yang kelam, ternyata juga menimbulkan banyak cerita mistis. Namun, menurut masyarakat setempat, tidak akan ada yang “mengganggu” apabila pengunjung dapat menjaga diri.


Jangan lupa juga siapkan energi yang prima sasat berkunjung dikarenakan cuaca dingin di wilayah pegunungan. Pastikan untuk mempersiapkan kamera baik smartphone atau professional camera untuk mengabadikan momen di Bunker Kaliadem. Semoga perjalanan Teman BuLiBi di Bunker Kaliadem menyenangkan, ya!


 

© BuLiBi – [Kontributor: Amanda Trinita | Editor: Karina Ovelia]


Terima kasih telah mampir dan membaca! Jangan lupa untuk share di media sosialmu, ya!


Baca juga:


Rekomendasi hotel murah di Jogja:


126 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page