Penasaran bagaimana caranya memulai karir sebagai digital nomad biar bisa liburan kapan saja? Baca panduannya di sini, langsung dari digital nomad Indonesia.
Bicara soal "pekerjaan", apa yang ada di benakmu? Kemungkinan besar duduk di belakang meja di suatu perusahaan dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Sedari kecil, inilah skenario yang ditanamkan di benak kita dalam hal karir. Ibarat "template" yang harus kita ikuti dari generasi ke generasi. Buat kamu yang bosan atau tidak tertarik mengikuti template ini, saya ingin berbagi pengalaman dan informasi melalui Nomaden Series
Kali ini, di Freelance 101, saya akan fokus membahas cara kerja di luar template. Eits, jangan salah, ini bukan ajakan MLM atau bisnis. Saya sekedar berbagi pengalaman sambil meramaikan website BuLiBi. Kalau ini kali pertamamu di BuLiBi, saya sarankan baca dulu prakata Nomaden Series dan beberapa artikel yang berhubungan dengan kerja freelance, seperti Tips Liburan #3: Kerja Freelance Biar Bisa Liburan Kapan Saja.
Freelancer atau pekerja lepas pada umumnya tidak punya kantor dan tidak terikat kontrak. Artinya, freelancer bebas bekerja di mana saja dan kapan saja asalkan target proyek terpenuhi. Tapi, ada juga freelancer yang harus mengikuti aturan deadline tertentu. Yuk, kita bahas dulu jenis-jenis freelancer.
Jenis-Jenis Freelancer
Freelancer Tipe A: Tony Stark. Tony punya bisnis pribadi. Dia tidak terikat waktu dan tempat karena dia punya karyawan yang mengurus semua secara langsung. Tony hanya perlu mengurus hal-hal penting dan ia bisa melakukannya dari jarak jauh.
Freelancer Tipe B: Steve Roger. Steve punya proyek sendiri dengan beberapa klien tetap. Proyek Steve bisa ia kerjakan dimana saja dan kapan saja. Di awal proyek, ia dan kliennya membuat perjanjian kapan dan bagaimana proyek tersebut akan ia garap. Deadline, fee, pembayaran, dan ketentuan-ketentuan lain juga mereka tentukan di awal.
Freelancer Tipe C: Natasha Romanoff. Natasha punya keahlian tertentu. Berbekal keahlian ini, ia mengajukan diri ke suatu perusahaan untuk menggarap suatu proyek. Setelah diterima, Natasha menandatangani kontrak perjanjian yang berisi rincian proyek, gaji, dan ketentuan-ketentuan lainnya. Perjanjian ini juga bisa saja dilangsungkan secara verbal. Natasha tidak harus datang ke kantor, tetapi seminggu sekali ia harus menghadiri Zoom meeting dengan timnya dan atasannya di perusahaan tersebut.
Freelancer Tipe D: Peter Quill. Peter bekerja untuk suatu perusahaan. Tetapi pekerjaannya ini tidak mengharuskan ia datang ke kantor. Semua bisa ia kerjakan di rumah, atau dimanapun dia mau. Peter hanya perlu hadir di meeting online setiap pagi di hari kerja dan melaporkan hasil kerjanya di akhir hari. Jika ada perbedaan waktu di tempat Peter berada dengan waktu di kantornya, ia harus menyesuaikan jam kerjanya dengan jam kantor.
Keempat jenis freelancer di atas paling sering ditemukan di dunia freelancer saat ini. Karena saya termasuk freelancer tipe B dan C, Freelancer 101 ini berisi tips dan trik untuk bisa mendapatkan proyek, klien, atau pekerjaan sesuai keahlianmu yang bisa kamu kerjakan dari mana saja, bahkan sambil liburan!
Cara Cari Kerja Freelance
Ada banyak cara untuk mendapatkan pekerjaan atau proyek freelance sesuai dengan masing-masing tipe freelancer:
Cara 1: Tony Stark tidak perlu "cari" kerja, tetapi mencari peluang bisnis dan terus berusaha mengembangkannya.
Cara 2: Steve Roger dan Natasha Romanoff bisa mengiklankan proyek dan keahliannya, atau mengajukan lamaran langsung ke perusahaan-perusahaan tertentu sesuai dengan lowongan yang tersedia.
Cara 3: Peter Quill mendapatkan pekerjaan layaknya karyawan tetap pada umumnya. Hanya saja ia mencari posisi dengan persyaratan yang tidak mengharuskannya bekerja di kantor.
Saya mencari proyek dan pekerjaan freelance melalui Cara 2. Saat ini, ada banyak platform online di mana kita bisa mencari proyek dan menghasilkan uang, seperti Freelancer, UpWork, dan Fiverr. Saya sendiri hanya fokus di satu platform: Freelancer. Kita bahas jawabannya di tips memilih platform freelance.
Dua Tips Utama Dalam Memilih Platform Freelance
Selain platform-platform internasional yang saya sebutkan di atas, ada juga platform nasional khusus Indonesia. Semua ada plus dan minusnya. Berikut ini tips memilih platform tempat mencari kerja freelance:
Pilih platform yang terpercaya
Sebelum kamu daftar di satu platform, sebaiknya cari informasi mengenai platform tersebut. Kamu bisa baca review online atau tanya langsung ke sesama freelancer. Saya sendiri menggunakan platform Freelancer sejak tahun 2015. Platform berbasis Australia ini sudah menyediakan lebih dari 19 juta proyek untuk sekitar 50 juta penggunanya.
Lebih jauh mengenai platform Freelancer ini akan saya bahas dalam artikel khusus di minggu-minggu selanjutnya, lengkap dengan video panduannya. Supaya tidak ketinggalan, silakan subscribe website BuLiBi dengan mengisi data di bagian bawah halaman ini atau hubungi kami via email di bulibi.indonesia@gmail.com.
Cukup fokus di satu platform
Seperti Freelancer, kebanyakan platform kerja freelance menggunakan sistem rating. Setiap kamu menyelesaikan satu proyek, pemilik proyek tersebut akan memberikan rating atas pekerjaan atau jasa yang kamu berikan, seperti bagaimana kamu memberi rating pada pengemudi ojek online. Semakin banyak rating yang kamu dapatkan, semakin "populer" kamu di platform tersebut.
Dengan fokus di satu platform saja, popularitas kamu akan lebih cepat naik dan pemegang proyek-proyek besar jadi lebih tertarik untuk memilih kamu di antara ratusan (atau bahkan jutaan) freelancer lainnya.
Bagaimana Cara Mendapatkan Gaji Tetap Lewat Kerja Freelance?
Bedanya kerja freelance dan kerja kantoran adalah gaji yang tidak tetap. Hal ini ada plus minusnya. Risikonya, pendapatan perbulanmu bisa naik turun. Saat proyek sepi, bisa-bisa harus gali tabungan untuk menutupi biaya hidup sehari-hari. Tapi positifnya, pendapatanmu tidak terbatas. Dan kamu tidak perlu tunggu appraisal tahunan untuk bisa naik gaji. Seru, kan? Nah, untuk meminimalisasi risiko kerja freelance, kamu bisa ikuti langkah-langkah berikut:
Utamakan profesionalitas
Meskipun ini proyek freelance hanya merupakan proyek lepasan tanpa kontrak, bukan berarti kita bisa seenaknya dalam menyelesaikan pekerjaan. Utamakan sikap dan kinerja yang profesional selama proyek berlangsung. Jangan lupa, rating dari pemilik proyek berpengaruh besar terhadap naik turunnya popularitasmu di platform freelance. Kepuasan klien harus kamu utamakan, karena kemungkinan besar mereka akan menawarkan proyek jangka panjang. Selalu jadikan ini tujuan utama dalam mengerjakan setiap proyek.
Selalu ambil tawaran proyek jangka panjang
Di platform-platform seperti Freelancer, umumnya pemilik proyek menawarkan proyek jangka pendek di awal. Dari pengalaman pribadi saya, jika hasil kerja saya memuaskan, pemilik proyek tersebut akan menawarkan proyek jangka panjang atau repeat order. Jika kesempatan ini datang, jangan ragu untuk terima.
Jangan fokus ke satu klien saja
Meskipun satu klien menawarkan proyek jangka panjang yang menggiurkan, kamu harus bisa tentukan batasan-batasan agar kamu bisa mengalokasikan waktu untuk proyek lainnya. Kenapa? Namanya bisnis, pasti ada risiko rugi atau bankrut. Inilah risiko yang dihadapi pemilik proyek. Bisa saja tiba-tiba pemilik proyek A membatalkan perjanjian secara mendadak. Dengan memiliki lebih dari satu klien, setidaknya pendapatanmu hanya akan turun sedikit dan kamu tidak kehilangan sumber pendapatan secara mendadak.
Saya sendiri sekarang handle proyek dari tiga klien tetap dan beberapa klien lepasan. Jadi jika satu klien membatalkan proyeknya, saya masih punya proyek lain untuk membiayai hidup sambil mencari proyek pengganti proyek yang batal tersebut.
Alokasi waktu sesuai besaran proyek
Setiap proyek punya budget masing-masing. Kadang ada proyek yang mengharuskan kamu untuk bekerja full time. Usahakan untuk menegosiasikan kuantitas output proyek yang lebih rendah agar kamu tidak perlu kerja full time. Dengan begitu, kamu bisa alokasikan waktu untuk proyek-proyek lainnya. Proyek mana yang harus kamu utamakan? Yang bayarannya paling besar, tentunya.
Usahakan untuk membuat perjanjian pemutusan kontrak
Di dunia freelance, kebanyakan pemilik proyek tidak menawarkan perjanjian atau kontrak. Tapi kalau kamu ditawari proyek jangka panjang, tidak ada salahnya kamu mengajukan perjanjian tertulis agar kamu terhindar dari pemutusan kontrak yang mendadak. Saya sarankan untuk mengajukan klausul pemberitahuan minimal satu bulan sebelum pemutusan kontrak.
Tanya Jawab Soal Kerja Freelance
Berapa gaji kerja freelance?
Tergantung jenis pekerjaannya dan proyeknya. Saat pertama mulai menggarap proyek menulis, bayaran saya hanya 1 USD per satu artikel (1500 kata)! Tapi seiring berjalannya waktu dan naiknya popularitas saya di platform Freelancer, bayaran saya pun terus naik. Sekarang pendapatan saya sudah cukup untuk membiayai saya ngebolang ke negara-negara seperti Vietnam, Thailand, Chili, dan Kolombia.
Pernah jadi korban penipuan waktu kerja freelance?
Sayangnya, iya. Karena saya kurang hati-hati dalam memilih proyek dan memastikan proyek tersebut terpercaya. Untuk kamu yang tertarik memulai di platform Freelancer, tips menghindari penipuan ini akan saya bahas lengkap dengan video panduannya.
Apa saya harus bisa bahasa Inggris untuk bisa jadi digital nomad?
Tidak. Tapi kalau kamu bisa berbahasa Inggris, kamu akan mendapatkan lebih banyak peluang dan lebih banyak pilihan proyek yang bisa kamu garap. Sama halnya kalau kamu bisa bahasa asing lainnya, seperti Mandarin atau Jepang.
Bisa minta nomor WA untuk tanya-tanya lebih lanjut?
Untuk cari tahu soal pengalaman saya jadi digital nomad, silakan follow saya di Instagram: @rimba.bulibi. Kirim pesan melalui DM ya supaya bisa saya follow back!
Punya pertanyaan lain yang belum terjawab? Silakan tinggalkan komentar di bawah ini. Atau gabung di Forum BuLiBi dan buat thread khusus dengan pertanyaanmu. Kamu juga bisa ikutan di grup Facebook Teman BuLiBi dan ajukan pertanyaanmu di sana!
Ikuti bahasan Nomaden Series selanjutnya dengan jadi subscriber website BuLiBi. Kami akan mengirimkan email notifkasi langsung ke inbox-mu saat bahasan baru sudah terbit!
(c) BuLiBi
Comentarios